A.
Judul
Peningkatan Kreativitas dan Hasil
Belajar Siswa dalam KBM Matematika tentang Sifat Komutatif, Asosiatif, dan
Distributif Melalui Model Pembelajaran Think,
Write, and Talk
B.
Nama
Penulis
Sukaedah, S.Pd.,SD
C.
Abstrak
dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata
Kunci:
KBM Matematika, Kreativitas Siswa, dan Model Pembelajaran
Think, Write, and Talk
Penelitian yang berfokus pada
upaya guru meningkatkan kreativitas siswa dalam KBM Matematika melalui model
pembelajaran think, write, and talk. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang
sebelumnya diketahui kurang memenuhi harapan pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran
2009/2010, yang berjumlah 12 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari 2008.Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
tindakan yang alurnya, yaitu membuat perencanaan tindakan, melaksanakan
tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan merefleksi
tindakan.Hasil refleksi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan.Adapun
data penelitian berupa catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi
perencanaan, dan hasil menulis.Instrumen pengumpulannya adalah pedoman observasi,
catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dengan teknik kualitatif model
mengalir, meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan
penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi) dengan kolabolator dan
siswa.Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat
menyimpulkan sebagai
berikut. Model pembelajaran konstruktivisme
tipe think, write, and talk dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis Tahun Pelajaran
2009/2010 dalam KBM Matematika.Hal ini terbukti dengan adanya perubahan
aktivitas siswa, baik dalam bertanya maupun menjawab, dan antarsiswa terjalin
saling belajar.
D.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah
Saat ini pengetahuan dan teknologi
mengalami perkembangan yang pesat. Manusia dengan segala persoalan dan
kegiatannya secara dinamis dituntut untuk mampu beradaptasi dan memecahkannya.
Tentunya dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan, kreativitas,
dan kearifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang
lebih sulit.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak terlepas dari dunia
pendidikan. Karena, pendidikan merupakan salah satu wahana sekaligus wadah
untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena itu,
pendidikan juga dituntut memiliki kualitas yang baik.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan
dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui
peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar,
daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin
bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantap
pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional, telah dilakukan
pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum
dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan), yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
secara langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam berbagai mata pelajaran,
termasuk di dalamnya matematika.
Salah satu dari materi ajar matematika yang harus dipelajari dan dikuasai
oleh siswa kelas V SD, adalah kompetensi dasar kemampuan
menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Tuntutan kurikulum ini harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran
matematika, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat
meningkatkan kreativitas belajar siswa, mau berlama-lama belajar, dan tidak
membosankan, sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih menyenangkan.
Rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan
proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang disajikan menjadi
tidak tuntas.
Kondisi siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis berjumlah 12 orang siswa yang relativeheterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan
akademik, kreativitas maupun sarana yang dimiliki. Berdasarkan segi pemilikan
buku wajib yang dimiliki siswa cukup kecil, yaitu dari 12 orang siswa yang memiliki buku wajib hanya 3 orang siswa atau sebesar 25 %. Berdasarkan hal
ini terlihat bahwa kemampuan siswa untuk belajar membaca cukup rendah. Dalam
segi kreativitas, dari 12 orang siswa yang
mampu mengembangkan imajinasinya hanya 5 orang siswa atau sebesar 41,66%.
Kemampuan untuk menjawab pertanyaan dari 12 orang siswa hanya 5 orang siswa saja
yang mampu atau sebesar 41,66%. Sedangkan
kemampuan siswa untuk mengungkapkan dengan lisan sangat rendah, yaitu baru 3 orang siswa dari 12 orang siswa atau
sebesar 25%.
Berdasarkan data-data di atas dapat dijadikan suatu landasan untuk dilaksanakan penelitian
tindakan kelas. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan inovasi pembelajaran menggunakan model Think, Write, and Talk.
Sifat komutatif, asosiatif, dan distributif merupakan basic skill yang penguasaannya sangat diperlukan untuk bekal meniti
kehidupan di masyarakat. Hamper setiap saat pada kehidupan sehari-hari, siswa
dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif. Pada umumnya, khususnya di kelas kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, konsep ini belum sepenuhnya dikuasai,
sehingga menghambat penguasaan konsep matematika selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ulangan harian selama tengah
semester 1 pada tahun pelajaran 2009/2010, hasil belajar matematika siswa kelas kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, kurang memuaskan. Tujuh puluh lima persen
(75%) nilai ulangan harian tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif
mereka masih kurang dari 6. Peneliti merasa prihatin, sebab jika dibiarkan,
masalah ini akan berkelanjutan pada konsep lain yang menggunakan dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, misalnya pada kompetensi dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif.
Akibat keterbatasan kemampuan siswa dalam memahami materi ajar ini, mereka
membutuhkan media dan strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Sehingga, pemahaman mereka menjadi lebih mudah. Varian kemampuan masing-masing
siswa yang berbeda membutuhkan layanan secara individu sehingga dsapat
berkembang secara optimal. Pemahaman yang lambat memerlukan tahapan bahan pelajaran
yang detail dan latihan yang berulang-ulang, sedangkan keterampilan sosial dan
penanaman budi pekerti memerlukan kegiatan bersama dengan teman.
Berdasarkan hal-hal di atas, penulis berupaya menemukan solusi pemecahan
masalah melalui penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini penelitian tindakan
kelas perlu dilakukan untuk menyempurnakan atau meningkatkan proses dan praktis
pembelajaran, terutama dalam hal menanggulangi permasalahan belajar. Melalui
penelitian, tindakan permasalahan yang ada dapat dikaji, ditingkatkan, dan
dituntaskan secara berkesinambungan, sehingga proses pendidikan dan
oembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan, khususnya
penguasaan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif dapat diaktualisasikan
secara sistematis.
b.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi adanya
masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1. Rendahnya minat belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran
matematika.
2. Rendahnya kreativitas siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran
matematika.
3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran
matematika.
4. Kurangnya sarana yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran
matematika.
5. Rendahnya kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis untuk menjawab pertanyaan.
6. Rendahnya kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis untuk bertanya.
c.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan,
sebagai berikut.
1. Bagaimana meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas V SD Negeri 2
Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis
dalam pembelajaran matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif melalui model pembelajaran Think,
Write, and Talk?
2. Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
pembelajaran matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif
melalui model pembelajaran Think, Write,
and Talk?
d.
Cara Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya kreativitas dan minat
belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis dalam pembelajaran matematika
khususnya tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif, proses
pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan konstruktivisme dengan model Think, Write, and Talk.
e.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah dan cara pemecahannya, maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan, sebagai berikut.
1. Dengan diterapkan model pembelajaran
Think, Write, and Talk kreativitas
belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis dalam pembelajaran matematika
tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif, meningkat.
2. Dengan diterapkan model pembelajaran
Think, Write, and Talk minat belajar
siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, meningkat.
f.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
pembelajaran matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributifmelalui
penggunaan
model pembelajaran Think, Write, and Talk.
2. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
pembelajaran matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif
melalui penggunaan
model pembelajaran Think, Write, and Talk.
E.
Kajian Teori
a.
Kreativitas dan
Ciri-cirinya
Menurut Semiawan dkk., (1987) kreativitas sebagai proses
merupakan hal yang lebihesensial dan perlu
ditanamkan pada individu sejak dini dengan cara menyibukkan diri secara
kreatif. Definisi lain mengenai kreativitas diungkapkan oleh Amien (1980), yang
mengatakan bahwa kreativitas merupakan pola pikir atau ide yang spontan atau
imajinatif yang mencirikan hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah, dan
penciptaan-penciptaan secara mekanik. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa
kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama sekali baru bagi dunia
ilmiah atau relatif baru bagi individunya.
Berdasarkan paparan mengenai beberapa definisi
kreativitas di atas, dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas
dan mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide kreatif,
kemudian melakukan kegiatan kreatif, sehingga tercipta hasil yang kreatif.
Namun demikian, pada intinya terdapat persamaan antara definisi yang satu
dengan yang lain, yaitu kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Ciri-ciri atau karakteristik kreativitas pada umumnya
dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menentukan kemampuan kreatif dari
seseorang menurut Guilford (dalam Kuncoro, 1992). Ciri-ciri kreativitas
seseorang dapat dilihat dari aspek berpikir, dan aspek dorongan atau motivasi.
Aspek berpikir kreatif ditunjukkan oleh sifat-sifat kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Aspek dorongan atau motivasi
ditunjukkan oleh sifat-sifat karakter, seperti sikap, percaya diri, tidak
konversional, dan aspirasi keindahan.
b.
Pembelajaran Think, Write, and Talk
Think, Write, and Talk merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memiliki empat langkah penting dalam
pelaksanaannya. Keempat langkah penting itu, sebagai berikut.
1. Langkah 1 – berpikir (thinking).
Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan materi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru berupa lembar kerja dan dilakukan secara individu.
2. Langkah 2 – menulis (writing).
Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan bahasa dan pemikiran sendiri
hasil dari belajar dan diskusi kelompok yang diperolehnya.
3. Langkah 3 – berdiskusi (talking).
Setelah diorganisasikan dalam kelompok, siswa diarahkan untuk terlibat secara
aktif dalam berdiskusi kelompok mengenai lembar kerja yang telah disediakan,
interaksi pada tahap ini diharapkan siswa dapat saling berbagi jawaban dan
pendapat dengan anggota kelompok masing-masing.
4. Hasil tulisan siswa dipamerkan untuk ditunjukkan di hadapan kawan-kawan
sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi hasil kerja
kelompok lain.
Berdasarkan landasan teori di atas, penulis mencoba
melakukan inovasi pembelajaran Think,
Write, and Talk. Model pembelajaran ini banyak melibatkan siswa untuk
berpikir kritis, berkreasi, dan bertukar informasi serta akan terjadi
kompetensi yang dinamis dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah model
pembelajaran ini adalah sebagai berikut. Think,
pada saat ini siswa dirangsang untuk berpikir bersama kelompoknya untuk dapat
menemukan ide-ide pokok atau konsep-konsep penting. Write, masing-masing kelompok harus menuliskan kembali hasil
temuannya pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok lain. Talk, pada tahap ini masing-masing
kelompok diberi kesempatan 4 siswa berkunjung untuk melihat hasil kerja
kelompok lain untuk bertanya dan melihat kekurangan masing-masing, 2 orang
siswa tetap menunggu hasil kerjanya yang mempunyai kewajiban untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain. Pada akhir kegiatan, guru membantu siswa untuk
menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran. Penulis mempunyai estimasi bahwa dengan
inovasi model seperti ini, siswa akan lebih kreatif dan menyenangkan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
F.
Metodologi
Penelitian
a.
Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas
kelas V SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis, semester 1 tahun pelajaran 2009/2010, dengan kompetensi dasar
sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah
12 orang siswa yang karakteristiknya dalam pembelajaran matematika dengan
materi ajar sifat komutatif, asosiatif, dan distributif, baik kreativitas dan
minat belajarnya maupun hasil belajarnya
masih rendah.
b.
MetodePenelitian
Proses
pemecahan masalah dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas, yang dilaksanakan secara kolaboratif. Dalam rangka itu, terdapat empat
tahapan penting di setiap siklusnya, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus yang ditempuh sebanyak tiga siklus.Hal
ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang optimal.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.
Siklus I
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, mengembangkan instrumen untuk pengamatan
guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan
media pembelajaran berupa kertas pleno, spidol 6 set, isolasi, membagi kelas
menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang
heterogen sesuai dengan data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario
pembelajaran think, write, and talk.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada
tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan
siswa untuk memasuki kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan yang akan dicapai,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul
sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa:
kertas plano; spidol; isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan
masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan
didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar dan berdiskusi
selama 20 menit dan 10 menit kemudian masing-mesing kelompok harus menulis
hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok yang
lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Satu
orang siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab menjaga hasil karyanya dan empat
anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya
dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa
berkunjung, antarkelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa
yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus
melihat interaksi antarkelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada.
Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir
kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan
siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja
kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan
dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan
kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa
setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah
sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi,
kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat hasil diskusi,
mendapatkan nilai kriteria cukup dengan rentangan nilai 60-70 yang mencapai
50%. Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil
diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai >60 yang mencapai 33,3%
dan siswa yang dapat menyelesaikan tugas hanya 50%, kelancaran pada saat
prsentasi hanya 50%, dan sedikit sekali yang dapat mengemukakan pertanyaan hanya 33,3%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar
terdapat 90% siswa merasa senang, 40% merasa kesulitan belajar, 50% siswa ada
yang keberanian mengemukakan pendapat, 90% mendorong siswa lebih kreatif,
presentasi belajar siswa pada siklus I, mendapat nilai rata-rata kelas 72,00
dan masih terdapat 30,23% siswa yang nilainya di bawah standar KKM mata
pelajaran matematika yang telah ditentukan sekolah.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus I, antusias,
keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih
cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil
diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai >60, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan
belum siap karena baru mengenal model pembelajaran think, write, and talk. Di
sisi lain, siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun
terdapat 40% yang masih kesulitan memahami materi dan 50% kurang berani
berpendapat. Dengan demikian, pada siklus I perlu adanya motivasi yang dapat
mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok
terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi, dan meminjami buku
ajar. Berdasarkan siklus I didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 72,00
yang berarti ada kenaikan 10,18% dari sebelum tindakan. Hal ini yang mendorong
dilanjutkan pada siklus II.
b.
Siklus II
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi pada dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, mengembangkan instrumen untuk pengamatan
guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan
sumber belajar berupa buku-buku penunjang, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang
heterogen sesuai dengan data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario
pembelajaran think, write, and talk.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada
tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan
siswa untuk memasuki kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif yang akan dipelajari,
menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar
kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa: kertas pleno; spidol;
isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi
permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan
mencari sumber belajar dan berdiskusi selama 20 menit. Kemudian masing-masing
kelompok dalam 10 menit harus menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno
untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan menempel hasil diskusi yang
sudah jadi di dekat kelompok. Satu orang siswa dari masing-masing kelompok
bertanggung jawab menjaga hasil karyanya
dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain
sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 25 menit. Pada
saat siswa berkunjung, antar- kelompok peneliti berkeliling sambil melihat
hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang
ditulis, sekaligus melihat interaksi untuk diperiksa kebenaran konsep.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada.
Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir
kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan
siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja
kelompok. Peneliti memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan
dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan kegiatan
guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa setelah
kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai
berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan
siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi, kelancaran
dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat nilai kriteria baik dengan
rentang nilai 71-85 yang mencapai 80%.
Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil
diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
baik dengan rentang nilai 71-85 yang mencapai
60% dan siswa yang dapat
menyelesaikan tugas hanya 67%, kelancaran pada saat presentasi hanya 100%, dan
siswa yang dapat mengemukakan pertanyaan hanya 70%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar
terdapat 98% siswa merasa senang, 15% merasa kesulitan belajar, 70% siswa ada
yang keberanian mengemukakan pendapat, 95% mendorong siswa lebih kreatif,
presentasi belajar siswa pada siklus II, mendapat nilai rata-rata kelas 79,07.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus II, antusias,
keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih
cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil
diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai 71-85, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan
belum siap karena baru mengenal model pembelajaran think, write, and talk. Di
sisi lain, siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun
terdapat 30% yang masih kesulitan memahami materi dan 30% kurang berani
berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III perlu adanya motivasi yang dapat
mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua
anggota kelompok terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi,
dan meminjami buku ajar, menyiapkan lembar kegiatan. Berdasarkan siklus II
didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 79,07 yang berarti ada kenaikan
9,82% dari siklus I. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.
c.
Siklus III
Dalam perencanaan
tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
pada kompetensi sifat komutatif, asosiatif, dan distributif, mengembangkan
instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan
angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk
belajar di rumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas pleno dan lembar
kegiatan siswa, membagi kelas menjadi 6 kelompok
yang terdiri atas 2orang siswa yang heterogen
sesuai dengan data yang ada pada peneliti, dan mengembangkan skenario
pembelajaran think, write, and talk.
Selanjutnya, ketika
peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk
memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki pada kompetensi dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, menjelaskan tujuan yang akan dicapai,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul
sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa:
kertas plano; dan lembar kegiatan siswa pada tiap-tiap kelompok belajar, dan
masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan
didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar serta melakukan
diskusi selama 20 menit, dan 10 menit kemudian masing-masing kelompok harus
menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok
yang lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Dua
siswa dari masing-masing kelompok bertanggung
jawab menjaga hasil karyanya dan empat anggota lainnya diberi kesempatan
berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada
kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa berkunjung, antar kelompok ,
peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk
diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi antar
kelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing
kelompok diberi kesempatan presentasi selama 5 menit sekaligus menjawab
pertanyaan kelompok lain bila ada. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk
menuliskan kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang
terbaik menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok
menilai hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa
pada kelompok terbaik.
Pada saat yang
sama, kolabolator melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah
disiapkan, yang meliputi: pengamatan kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar, dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil yang
didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut. Antusias siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan
siswa dalam menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari
sumber belajar, mendapat nilai baik sekali dengan rentang nilai >85 yang
mencapai 90%. Dengan ini, 100% siswa
sudah dapat menyelesaikan tugasnya, kelancaran pada saat presentasi hanya 90%.
Hasil angket siswa
setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 100% siswa merasa senang, 13% merasa
kesulitan belajar, 92% siswa ada yang keberanian mengemukakan pendapat, 100%
mendorong siswa lebih kreatif, presentasi belajar siswa pada siklus III,
mendapat nilai rata-rata kelas 84,65.
Melihat dari hasil
pengamatan pada siklus III, antusias, keaktifan, kemampuan menghimpun data,
kelancaran mengemukakan pendapat masih cukup dan kelancaran mengemukakan ide
atau pendapat ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya,
keaktifan mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali, ini
menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran Think, Write, and Talk, 13% siswa yang masih kesulitan memahami materi dan
8% kurang berani berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III kegiatan
dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya,.
Berdasarkan siklus III didapat nilai presentasi siswa dengan rata-rata 84,65
yang berarti ada kenaikan 7,06% dari siklus II.
Untuk mengetahui
lebih jelas perubahan dari siklus ke siklusnya dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 1
Hasil Pengamatan
Kegiatan Siswa pada Saat KBM
No
|
Kegiatan/Aspek yang diamati
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Siklus III
|
1.
|
Antusias siswa dalam mengikuti KBM
|
Cukup
|
Baik Sekali
|
Baik Sekali
|
2.
|
Kelancaran mengemukakan ide dalam memecahkan masalah
|
Kurang
|
Baik
|
Baik Sekali
|
3.
|
Keaktifan siswa dalam diskusi
|
Cukup
|
Baik
|
Baik Sekali
|
4.
|
Kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi
|
Cukup
|
Baik Sekali
|
Baik Sekali
|
5.
|
Ketelitian dalan menghimpun hasil diskusi
|
Kurang
|
Baik
|
Baik
|
6.
|
Keaktifan dalam bertanya
|
Kurang
|
Baik
|
Baik
|
7.
|
Keaktifan siswa dalam mencari sumber belajar
|
Kurang
|
Baik
|
Baik Sekali
|
8.
|
Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
|
Cukup
|
Baik
|
Baik
|
Keterangan: Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : >60
Hasil angket siswa yang diambil pada setiap siklus, disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Setelah KBM
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Siklus I
(%)
|
Siklus II
(%)
|
Siklus III
(%)
|
1.
|
Apakah pembelajaran Think,
Write, dan Talk menyenangkan?
|
Ya
|
90
|
93
|
100
|
Tidak
|
10
|
7
|
0
|
||
2.
|
Apakah dengan pembelajaran Think, Write, dan Talk membuat kamu mudah memahami pelajaran?
|
Ya
|
60
|
70
|
87
|
Tidak
|
40
|
30
|
13
|
||
3.
|
Apakah dengan pembelajaran Think, Write, dan Talk membuat kamu berani mengemukakan pendapat?
|
Ya
|
50
|
70
|
92
|
Tidak
|
50
|
30
|
8
|
||
4.
|
Apakah dengan pembelajaran Think, Write, dan Talk mendorong kamu lebih kreatif?
|
Ya
|
90
|
95
|
100
|
Tidak
|
10
|
5
|
0
|
||
5.
|
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran Think, Write, dan Talk?
|
Ya
|
30
|
15
|
0
|
Tidak
|
70
|
85
|
100
|
Grafik 1 Hasil Ulangan Sebelum dan
Tiap Akhir siklus
H.
Simpulan
Setelah dilakukan
penelitian tindakan kelas yang hasilnya untuk kemudian dianalisis secara
deskriptif, akhirnya diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Inovasi pembelajaran Think, Write,
and Talk menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dalam pembelajaran
matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
2. Keterampilan menyampaikan pendapat kepada orang lain baik lisan maupun
tulisan perlu ada latihan.
3. Inovasi pembelajaran Think, Write,
and Talk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
I.
Daftar
Pustaka
Amien, Moch. 1980. Peranan
Kreativitas dalam Pendidikan.Depdikbud: Analisis Kebudayaan Jakarta.
De Porter, B & Hernacki, M. 2003. Quantum
Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi
Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Hermawan, Asep. 2008. Upaya
Peningkatan Mutu Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Melalui Penerapan
MeaningfulLearningStrategy. Makalah :
Tidak dipublikasikan.
Kuncoro, S. A. 1992. Nilai-nilai
Keagamaan dan Mengembangkan Kreativitas Anak (Suatu Tantangan bagi Kehidupan
Modern) Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta.
Mulyana, E. 2005. Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Meier, D. 2003. The Acceleratied
Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Nur, Muhammad. 2005. Guru yang
Berhasil dan Pengajaran Langsung. Departemen Pendidikan Nasional.
Semiawan, C, Munandar,A. S. dan Munandar, S O U. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa
Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
Sutusiah, 2006. Peningkatan Minat
Belajar dan Aktivitas Siswa Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Kelas X Melalui
Pembelajaran Think, Write, and Talk,
Laporan PTK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar